
Bank sentral Australia (RBA) kembali menahan suku bunga acuan di 3,6% untuk ketiga kalinya berturut-turut dalam pertemuan terakhir tahun ini, Selasa(9/12). Keputusan ini diambil bulat oleh sembilan anggota dewan di tengah kombinasi tekanan inflasi yang kembali menguat dan pasar tenaga kerja yang masih ketat. Dalam pernyataannya, RBA menegaskan bahwa langkah berikutnya akan sangat bergantung pada data ekonomi yang masuk, dan mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk menilai seberapa kuat dan bertahannya tekanan inflasi. Setelah keputusan ini, dolar Australia melemah ke sekitar US$0,6616, sementara imbal hasil obligasi pemerintah tiga tahun turun ke sekitar 4,06%.
Perekonomian Australia saat ini berjalan mendekati kapasitas penuh, dengan pengangguran di dekat rekor terendah dan inflasi kembali berada di atas batas atas target 2-3%. Di sisi lain, konsumen masih berhati-hati: belanja riil per kapita cenderung datar dan rasio tabungan rumah tangga sedikit naik karena banyak keluarga berusaha membangun kembali bantalan keuangan mereka. Kondisi ini membuat prospek tahun 2026 menjadi rumit. Pasar uang memperkirakan peluang hampir 50:50 bahwa langkah RBA selanjutnya justru bisa berupa kenaikan suku bunga paling cepat Mei, sementara sebelumnya banyak ekonom masih memprediksi setidaknya satu kali pemangkasan lagi. Sejumlah lembaga besar seperti Goldman Sachs, UBS, dan Barrenjoey kini sejalan dengan pasar, melihat bahwa langkah berikutnya RBA kemungkinan besar adalah kenaikan, bukan pemangkasan.
RBA juga harus menghadapi dinamika global yang bergerak berlawanan. Australia berada di jalur salah satu siklus pelonggaran tersingkat di antara negara maju, hanya memangkas suku bunga sekitar 75 bps dalam enam bulan, dan bahkan memulai pemotongan lebih lambat dari bank sentral lain. Sementara itu, di Amerika Serikat, pelaku pasar justru meningkatkan taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut, didorong tekanan politik dan tanda melemahnya pasar tenaga kerja. Perbedaan kebijakan ini ikut memicu aksi jual besar di obligasi Australia dan melebarnya premi imbal hasil dibandingkan obligasi pemerintah lain. Di dalam negeri, data terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan, namun biaya tenaga kerja dan utilisasi kapasitas yang tinggi-ditambah penghapusan subsidi tagihan Listrik-berpotensi kembali mendorong inflasi dalam laporan IHK mendatang. Semua ini membuat keputusan RBA ke depan makin rumit, di tengah mandat ganda mereka: menjaga inflasi di kisaran 2-3% dan mempertahankan pasar tenaga kerja yang sehat dan berkelanjutan. (az)
Sumber: Newsmaker.id
Presiden Bank Federal Reserve Cleveland, Beth Hammack, mengatakan ia tidak melihat perlunya mengubah suku bunga AS selama beberapa bulan ke depan setelah bank sentral memangkas biaya pinjaman pada tig...
Bank Sentral Jepang (BOJ) resmi menaikkan suku bunga pada hari Jumat ke level tertinggi dalam tiga dekade. Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya BOJ mengakhiri era panjang kebijakan moneter ul...
Bank Sentral Jepang (BOJ) diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada hari Jumat ke level tertinggi dalam tiga dekade, dari 0,5% menjadi 0,75%, sekaligus memberi sinyal kesiapan untuk kenaikan lebih l...
Presiden Federal Reserve Bank of Chicago, Austin Goolsbee, mengatakan pada hari Kamis bahwa data inflasi terbaru "baik" dan dapat membuka jalan bagi penurunan suku bunga lebih lanjut tahun depan jika ...
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada hari Rabu bahwa Fed tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga, mengingat prospek saat ini, menurut Reuters. Poin-poin penting: "Pasar kerja sangat...
S&P 500 Naik di Awal Pekan yang Dipersingkat karena Liburan, Dipimpin oleh Saham Teknologi Indeks S&P 500 naik pada hari Senin (22/12), didorong oleh kenaikan saham teknologi, untuk memulai pekan liburan yang dipersingkat. Indeks pasar...
Emas (XAU/USD) melonjak ke rekor tertinggi baru pada hari Senin, karena meningkatnya ketegangan geopolitik meningkatkan permintaan aset safe-haven. Pada saat penulisan, XAU/USD diperdagangkan sekitar $4.413, naik sekitar 1,70% pada hari itu,...
Dolar AS sedikit melemah pada hari Senin setelah mencatat beberapa penguatan minggu lalu, sementara ancaman intervensi pemerintah membantu yen Jepang pulih sedikit dari kerugian baru-baru ini. Pasar regional menunjukkan sedikit reaksi terhadap...
Saham AS ditutup jauh lebih tinggi pada hari Jumat yang penuh gejolak, dengan S&P 500 naik 0,9%, Nasdaq 100 naik 1,4%, dan Dow Jones bertambah...
Saham-saham Eropa ditutup lebih tinggi pada hari Jumat, dengan STOXX 50 naik 0,6% dan STOXX 600 naik 0,4% ke rekor baru, didorong oleh ekspektasi...
Presiden Bank Federal Reserve Cleveland, Beth Hammack, mengatakan ia tidak melihat perlunya mengubah suku bunga AS selama beberapa bulan ke depan...
Saham-saham Asia dibuka menguat, mengikuti kenaikan saham AS pada Jumat yang membuat harapan rally akhir tahun makin besar. Banyak investor mulai...